iman adab ilmu dan amal

Merekamensintesiskan antara Iman, Ilmu dann Amal. Hakekatnya, Islam adalah agama yang sempurna (ad-din al-kamil). Agama yang tidak hanya terbatas pada ibadah saja, tapi juga cara pandang dan peradaban. Berbeda dengan Barat yang melihat agama Kristen hanya sebatas agama yang isinya adalah teologi saja, bukan cara pandang apalagi peradaban. AdabDi Atas Ilmu / Imam Nawawi; Penerjemah, Hijrian A. Prihantoro; Penyunting, Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab. Hal ini karena adab merupakan pondasi agama. Aku diutus hanya untuk memperbaiki adab-adab (yang baik), sabda Kanjeng Nabi Saw. Semangatuntuk mendasari setiap amal dengan ilmu merupakan cerminan perhatian seseorang terhadap kesempurnaan beramal. Untuk menunjukkan sikap ini, seorang ulama, yang bernama Sufyan at-Tsauri mengatakan: إِنْ اسْتَطَعتَ ، أَلَّا تَحُكَّ رَأسَكَ إِلَّا بِأَثَرٍ فَافعَلْ Adanasihat yang tidak asing lagi didengar bagi para pencari ilmu. Adab Sebelum Ilmu, Ilmu Sebelum Amal Ada tiga elemen kunci dalam nasihat tersebut: adab, ilmu, dan amal. Yang mana setiap elemen itu harus saling melengkapi. Tidak bisa berdiri sendiri. Adab saja misalkan. Adab atas apa? Apakah adab hanya sekedar berbuat baik saja? Tentu saja [] Ilmumerupakan warisan para sahabat dan ulama. Ketika Imam Hambali ditanya tentang apa gunanya ilmu, beliau menjawab "Ilmu untuk menghilangkan kebodohan dan merendahkan diri". Keutamaan lain dari ilmu adalah, ia merupakan kunci untuk menguasai dunia dan juga kunci selamat di akhirat kelak. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda: Meilleur Site De Rencontre Quebec Gratuit. 80% found this document useful 15 votes30K views28 pagesDescription“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. HR. Ath-Thabrani Hubungan antara ilmu dan amal ialah amal akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu, ia akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?80% found this document useful 15 votes30K views28 pagesHubungan Antara Iman, Ilmu, Dan AmalDescription“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman”. HR. Ath-Thabrani Hubungan antara ilmu dan amal ialah amal akan mempunyai nilai jika d…Full description Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Didalamnya ada 3 unsur pokok yaitu aqidah, syar’iyah dan akhlaq, dengan kata lain iman, ilmu dan amal sholeh. Hakikat iman yang dibawa oleh Rasulullah –Shalallahu alaihi wa salam- tegak berdiri di atas 3 pilar, jika salah satu darinya roboh, maka imanpun akan tumbang, 3 pilar atau rukun itu adalah Keyakinan dalam hati, Pengucapan dengan lisan, Melakukan dalam amal perbuatan. Imam Syafi’I berkata “Merupakan ijma’ para sahabat, tabi’in dan kaum muslimin setelah mereka yang kami temui, bahwa iman itu adalah ucapan, perbuatan, dan niat, salah satunya tidak bisa mewakili yang lain. Pertama Yaitu keyakinan dalam hati meliputi dua hal yang harus dipenuhi Ikrar dalam hati, yang dimaksud adalah pengakuan hati bahwa apa yang dikabarkan Allah dan Rasul-Nya adalah haq, dan bahwa apa yang diputuskan Allah dan Rasul-Nya adalah keadilan, hal itu tidak boleh dibarengi dengan sedikitpun rasa keraguan atau syak. Amalan hati, maksudnya segala sesuatu yang diwajibkan Allah –Subhanahu wa ta’ala- atas hamba Nya dari amalan-amalan hati, seperti cinta Allah dan Rasul-Nya, membenci kekufuran, orang kafir dan lainnya. Semua ini masuk dalam amalan hati. Dalil-dalil yang menyatakan harus terpenuhinya keyakinan dalam hati cukup banyak, di antaranya firman Allah –Subhanahu wa ta’ala قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ Orang-orang Arab Badui itu berkata “Kami telah beriman”. Katakanlah “Kamu belum beriman, tapi katakanlah kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. Al-Hujurat14 Kedua Yaitu pengucapan dengan lisan, maka Nabi –Shalallahu alaihi wa salam- bersabda “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan tiada ilah yang haq disembah melainkan Allah, jika mereka telah mengucapkannya berarti mereka telah melindungi darah, dan harta mereka dariku, kecuali dengan haknya.” Muttafaqun alaihi Imam Nawawi berkata memberi keterangan terhadap hadis ini “Dalam hadis ada keterangan bahwa iman disyaratkan harus diucapkan dalam bentuk syahadatain dua kalimat syahadat disertai keyakinan terhadapnya.” Ketiga Yaitu amal perbuatan, yang dimaksud adalah mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, serta meninggalkan apa yang dilarang oleh Nya. Dalil-dalil yang menyatakan bahwa amal ini masuk dalam iman sangatlah banyak, kami akan menyebutkan sebagian darinya. Firman Allah إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. QS. Al-Hujuarat 15 Allah menyifati mereka dengan iman yang jujur karena mereka telah melakukan amal shalih yang merupakan bukti cerminan dari amalan hati dan buahnya. Ilmu menurut bahasa adalah mengenal sesuatu dalam keadaan aslinya dengan pasti, dalam ilmu ini bisa meliputi ilmu agama, ilmu pengetahuan dan teknologi. Amal adalah perbuatan yang dilakukan dengan anggota badan. Sebelum melakukan amal, harus tahu ilmunya dulu. Tidak mungkin kita melakukan amal tanpa mengetahui ilmunya terlebih dahulu. Misalnya kita mau beribadah sholat, bagaimana kita bisa sholat kalau kita tidak punya ilmu, jangankan masalah agama, masalah dunia saja, misalkan kita bekerja, kita tidak bisa bekerja kecuali tanpa ilmu. Sabda Rasulullah “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan dihasankan oleh Imam Al-Mizzy. Al-Imam Bukhori dalam shohihnya menempatkan bab ilmu sebelum amal dan perbuatan. Ini membuktikan bahwa ilmu ini didahulukan sebelum amal. Menurut Al-Qur’an, dua ayat Allah dihadapkan kepada manusia Ayat al-kauniyah alam semesta dan manusia individu, komunal dan temporalnya Ayat al-qauliyah Al-Qur’an dan sunnah rasul Interpretasi manusia terhadap fenomena kauniyah melahirkan ilmu pengetahuan biologi, fisika, kimia, sosiologi, antropologi, komunikasi, ilmu politik, sejarah dan lain-lain. Interpretasi manusia terhadap fenomena qauliyah melahirkan pemahaman agama actual. Kebenaran hakiki dan sumber ilmu ialah pada Allah swt. Ilmu harus difungsikan sesuai dengan petunjuk Allah swt. QS. Fushshilat/4153 سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quraan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? dan QS. Ali-Imran/3164. لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Didalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh, sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاء Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik [*] seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit, *Termasuk dalam “kalimat yang baik” ialah kalimat tauhid, segala ucapan yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran serta perbuatan yang baik. Kalimat tauhid seperti “laa ilaa ha illallaah”. تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Hubungan Antara Iman, Ilmu, dan Amal Dalam islam, antara iman, ilmu dan amal terdapat hubungan yang terintegrasi kedalam agama islam. Islam adalah agama wahyu yang mengatur sistem kehidupan. Dalam agama islam terkandung tiga ruang lingkup, yaitu akidah, syari’ah dan akhlak. Sedangkan iman, ilmu dan amal barada didalam ruang lingkup tersebut. Iman berorientasi terhadap rukun iman yang enam, sedangkan ilmu dan amal berorientasi pada rukun islam yaitu tentang tata cara ibadah dan pengamalanya. Akidah merupakan landasan pokok dari setiap amal seorang muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amal, karena akidah itu berurusan dengan hati. Akidah sebagai kepercayaan yang melahirkan bentuk keimanan terhadap rukun iman, yaitu iman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rosul-rosul Allah, hari qiamat, dan takdir. Meskipun hal yang paling menentukan adalah akidah/iman, tetapi tanpa integritas ilmu dan amal dalam perilaku kehidupan muslim, maka keislaman seorang muslim menjadi kurang utuh, bahkan akan mengakibatkan penurunan keimanan pada diri muslim, sebab eksistensi prilaku lahiriyah seseorang muslim melambangkan batinnya. Hubungan Iman dan Ilmu Beriman berarti meyakini kebenaran ajaran Allah SWT dan Rasulullah SAW. Serta dengan penuh ketaatan menjalankan ajaran tersebut. Untuk dapat menjalankan perintah Allah SWT dan Rasul kita harus memahaminya terlebih dahulu sehingga tidak menyimpang dari yang dikehendaki Allah dan Rasulnya. Cara memahaminya adalah dengan selalu mempelajari agama Islam. Iman dan Ilmu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan mutlak adanya. Dengan ilmu keimanan kita akan lebih mantap. Sebaliknya dengan iman orang yang berilmu dapat terkontrol dari sifat sombong dan menggunakan ilmunya untuk kepentingan pribadi bahkan untuk membuat kerusakan. Hubungan Iman Dan Amal Amal Sholeh merupakan wujud dari keimanan seseorana. Artinya orang yang beriman kepada Allah SWT harus menampakan keimanannya dalam bentuk amal sholeh. Iman dan Amal Sholeh ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Mereka bersatu padu dalam suatu bentuk yang menyebabkan ia disebut mata uang. Iman tanpa Amal Sholeh juga dapat diibaratkan pohon tanpa buah. Dengan demikian seseorang yang mengaku beriman harus menjalankan amalan keislaman, begitu pula orang yang mengaku islam harus menyatakan keislamannya. Iman dan Islam seperti bangunan yang kokoh didalam jiwa karena diwujudkan dalam bentuk amal sholeh yang menunjukkan nilai nilai keislaman. Hubungan Amal Dan Ilmu Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari dengan ilmu. Dalam semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal. Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-qur’an sangat kental dengan nuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntutilmu, sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang tinggidihadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh. Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat disimpulkan bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga pola hidup yang kokoh. Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor menggapai kehidupan bahagia. Tentang hubungan antara iman dan amal, demikian sabdanya, “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman” [HR. Ath-Thabrani] . Kemudian dijelaskannya pula bahwa, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim” [HR. Ibnu Majah dari Anas, HR. Al Baihaqi] . Selanjutnya, suatu ketika seorang sahabatnya, Imran, berkata bahwasanya ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, amalan-amalan apakah yang seharusnya dilakukan orang-orang?”. Beliau Saw. menjawab “Masing-masing dimudahkan kepada suatu yang diciptakan untuknya” [HR. Bukhari] “Barangsiapa mengamalkan apa yang diketahuinya, niscaya Allah mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahuinya.” [HR. Abu Na’im] . ”Ilmu itu ada dua, yaitu ilmu lisan, itulah hujjah Allah Ta’ala atas makhlukNya, dan ilmu yang di dalam qalb, itulah ilmu yang bermanfaat.” [HR. At Tirmidzi] . ”Seseorang itu tidak menjadi alim ber-ilmu sehingga ia mengamalkan ilmunya.” [HR. Ibnu Hibban]. Suatu ketika datanglah seorang sahabat kepada Nabi Saw. dengan mengajukan pertanyaan ”Wahai Rasulullah, apakah amalan yang lebih utama ?” Jawab Rasulullah Saw “Ilmu Pengetahuan tentang Allah ! ” Sahabat itu bertanya pula “Ilmu apa yang Nabi maksudkan ?”. Jawab Nabi Saw ”Ilmu Pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala ! ” Sahabat itu rupanya menyangka Rasulullah Saw salah tangkap, ditegaskan lagi “Wahai Rasulullah, kami bertanya tentang amalan, sedang Engkau menjawab tentang Ilmu !” Jawab Nabi Saw. pula “Sesungguhnya sedikit amalan akan berfaedah berguna bila disertai dengan ilmu tentang Allah, dan banyak amalan tidak akan bermanfaat bila disertai kejahilan tentang Allah”[ Abdil Birrdari Anas]. Kejahilan adalah kebodohan yang terjadi karena ketiadaan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, banyak amal setiap orang menjadi sangat berkaitan dengan keimanan dan ilmu pengetahuan karena ”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka kerana keimanannya … QS.[10]9. Ilmu pengetahuan tentang Allah Subhanaahu wa Ta’ala adalah penyambung antara keimanannya dengan amalan-amalan manusia di muka bumi ini. Sebagaimana kaedah pengaliran iman yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. bahwasanya iman adalah sebuah tashdiq bi-l-qalbi yang di ikrarkan bi-l-lisan dan di amalkan bilarkan Dengan itu di simpulkan bahawa kita jangan memisah ketiga komponen yang telah kita perhatikan tadi iman,ilmu dan amal karena pemisahan setiap komponen menjadikan islam itu janggal. Kaitan antara iman, ilmu dan amal Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah swt memberikan kehidupan yang sejahtera, bahagia, dan damai kepada semua orang yang mau melakukan amal kebaikan yang diiringi dengan iman, dengan yakin dan ikhlas karena Allah swt semata QS. At – Thalaq ayat 2 – 3 .Perbuatan baik seseorang tidak akan dinilai sebagai suatu perbuatan amal sholeh jika perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai iman dan takwa, sehingga dalam pemikiran Islam perbuatan manusia harus berlandaskan iman dan pengetahuan tentang pelaksanaan perbuatan. Sumber ilmu menurut ajaran Islam Wahyu , yaitu sesuatu yang dibisikkan dan diilhamkan ke dalam sukma serta isyarat cepat yang lebih cenderung dalam bentuk rahasia yang disebut ayat Allah swt “Qur’aniyah” Akal , yaitu suatu kesempurnaan manusia yang diberikan oleh Allah swt untuk berpikir dan menganalisa semua yang ada dan wujud diatas dunia yang disebut ayat Allah “Kauniyah” Allah swt akan mengangkat harkat dan martabat manusia yang beriman kepada Allah swt dan berilmu pengetahuan luas, yang diterangkan dalam Al Mujadalah 11. Yang isinya bahwa Allah akan mengangkat tinggi-tinggi kedudukan orang yang berilmu pengetahuan dan beriman kepada Allah swt , orang yang beriman diangkat kedudukannya karena selalu taat melaksanakan perintah Allah swt dan rasulnya, sedangkan orang yang berilmu diangkat kedudukannya karena dapat memberi banyak manfaat kepada orang lain. Islam tidak menghendaki orang alim yang digambarkan seperti lilin, mampu menerangi orang lain sedang dirinya sendiri hancur, dan ini besar sekali dosanya, karena dapat memberitahu orang lain dan dirinya sendiri tidak mau tau lagi juga tidak mengerjakan seperti dalam Ash – Shaf 3 yang menerangkan bahwa orang alim dan pandai hendaknya menjadi contoh dan teladan bagi orang lain. Dibawah naungan dan lindungan Allah swt. Iman, ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Jakarta - Dalam kehidupan sosial, ilmu, iman, dan amal merupakan tiga hal yang tidak bisa dipisahkan seorang muslim. Ilmu mesti diikuti dengan iman dan amal, tidak bisa hanya fokus pada salah satunya saja. Ini sekaligus membuktikan kesempurnaan dalam Universitas Darussalam, Gontor, Prof. Hamid Fahmy Zarkasyi, mengatakan, setiap orang melakukan suatu perbuatan berdasarkan berdasarkan apa yang dipikirkan dan yang diketahui. Jadi, pengetahuan dan keyakinan memiliki dampak terhadap itu, ada dua alasan jika seseorang melakukan dosa. Pertama, orang tersebut tidak tahu. Kedua, orang itu tidak yakin dosa memiliki dampak terhadap dirinya. Islam tidak mengenal dua hal itu, karena syariah telah mengatur segala sesuatu."Ilmu dalam Islam mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan anda. Maka dari itu syariah, akidah, akhlak; ilmu, iman, amal tiga hal tidak bisa dipisahkan," kata Hamid, dikutip akun resmi Unida Gontor, Sabtu 5/2/2022.Guru besar Ilmu Filsafat Islam itu lalu menjelaskan, Islam merupakan agama wahyu yang datang membawa sekian banyak ajaran syamil-kamil. Di antaranya cara hidup secara Islam dan memahami diri sendiri secara banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang cara memahami diri secara Islam. Jiwa manusia tidak selalu berorientasi pada kebaikan saja, tapi berpotensi melenceng pada keburukan. Qur'an menyebut fujur dan tidak pernah luput dari bisikan setan dan bisikan kebaikan dari malaikat. Maka itu, seseorang sangat penting memahami tingkat jiwa dalam perspektif Islam seperti nafsu mutmainnah, nafsu ammarah bissu', hingga nafsu harus memahami berada pada tingkatan jiwa yang mana dan kapan jiwa bisa berada pada tingkatan nafsu mutmainnah. Hal itu harus dipahami terlebih dahulu agar mudah mengatur dan sini pula doa meminta perlindungan dari godaan setan menjadi sangat penting. Sebab, seseorang tidak tahun bahkan tidak menyadari sedang melakukan keburukan. Di sisi lain, manusia tidak bisa memiliki daya upaya kecuali atas pertolongan Allah."Wajib bagi kita selalu meminta perlindungan pada-Nya supaya dijauhkan dari keburukan-keburukan. Ketika anda dapat kesempatan sesuatu berbuat jahat terus anda berbuat jahat, berarti anda tidak berlindung kepada Allah," kata yang memiliki ketakwaan tinggi, pasti tidak akan terjerumus berbuat jahat jika mendapat kesempatan. Meski godaan itu berasal dari wanita paling sejagat raya. Dari sini bisa diketahui tiga konsep di atas ilmu, iman, dan amal tidak bisa dipisahkan. Harus selalu berjalan beriringan, agar bisa mendapatkan kebahagiaan dunia mempunyai kriteria bahagia sendiri. Kebahagiaan dalam Islam ialah melakukan sesuatu sesuai fitrah. Fitrah manusia itu beriman dan beramal shaleh. Senang menolong dan membantu orang lain, termasuk kebahagiaan sejati."Artinya, sekiranya ada yang bilang bahagia karena maksiat, itu sebenarnya adalah fiksi. Tipuan terhadap sifat fitrah, kebahagiaan semu, sekejap, berujung penyesalan. Itu bukan kebahagiaan," ucap Fahmi.jqf Sejumlah santri mengikuti kajian kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Amin, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Selasa 27/4/2021. Pada saat bulan suci Ramadhan mengaji kitab kuning merupakan salah satu tradisi pesantren untuk memperdalam ilmu agama antara lain yaitu tafsir Al Quran fikih, akidah, ibadah, tasawuf, dan muamalah. Seorang ulama dari generasi tabiit tabiin, Muhammad bin Ajlan, mengatakan, Keutamaan seorang yang berilmu dibandingkan dengan ahli ibadah ialah sebanyak 100 derajat. Setiap dua derajat jaraknya seperti antara 500 tahun yang ditempuh dengan kuda yang sangat cepat. Bagaimanapun, ternyata berilmu saja tidaklah Islam, ilmu haruslah diiringi dengan amal. Pada akhirnya, sang alim yang beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah Ta'ala. Kewajiban Bila diibaratkan, ilmu adalah pemimpin sekaligus pembimbing bagi perbuatan. Sebuah amalan boleh jadi buruk dalam pandangan Allah SWT walaupun manusia menilainya baik-baik contoh, seorang yang beramal di tengah khalayak. Apabila ia tidak memahami ilmu ikhlas, yang dikhawatirkan ialah nilai tindakannya tidak mendapatkan pahala dari-Nya. Bahkan, mungkin saja dirinya jatuh dalam syirik kecil, yakni riya. Mengiringi ilmu dengan amal adalah sebuah keharusan. Jika ada yang melakukan ibadah tanpa didasari ilmu, itu tidak ubahnya dengan seorang yang mendirikan sebuah bangunan di tengah kegelapan malam. Tatkala siang tiba, bangunan itu justru dihancurkannya sendiri. Tebar Manfaat Manusia adalah makhluk sosial. Tidak ada seorang pun insan di muka bumi yang mampu hidup tanpa beri n te aksi dengan orang lain. Karena itu, tiap orang sesung guh nya memiliki tanggung jawab sosial di tengah masyarakat. Sebagai seorang alim, tanggung jawab itu tentunya lebih penting lagi. Katakanlah, seorang ahli sistem irigasi, apabila diam saja melihat fenomena banjir di lingkungannya, tentu akan dipandang aneh oleh masyarakat. Bahkan, pada batas-batas tertentu bisa jadi ia menjadi sasaran cibiran. Nabi SAW bersabda, Sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi sesamanya. Karena itu, menyertai ilmu dengan amal juga berarti menebar maslahat kepada umat dan kemanusiaan umumnya. sumber RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini

iman adab ilmu dan amal